Cerita Kisahku (Part 2)
Setelah perjuangan kami berdua aku bersama istriku dengan berikhtiar dan berdo'a aku mendapatkan restu oleh calon mertuaku, tetapi aku sempat mengikuti keinganan mertuaku tetapi itu hanyalah keinginan jahat agar aku sepenuhnya mengikutinya tetapi, dengan izin Allah dengan apa yang aku yakini saat itu aku tidak mau terlibat dengan hal - hal yang berbau tentang perdukunan karena sudah bertentangan dengan apa yang aku yakini berdasarkan kaidah - kaidah Islam yang sesungguhnya, melalui paman dari ayahnya atas izin Allah aku mendapatkan restu orang tuanya dengan beberapa penjelasan dengan pengertian agar bisa mentoleransi perbedaan dalam berkeyakinan, dan kami menempuh hidup baru aku dan istriku kami bahagia bersama, berjuang bersama, merintis kehidupan yang sama, menjalani hidup berdua waktu demi waktu kami jalani, hari demi hari, tidak ada lagi hal aneh dalam fase beberapa bulan aku menjalani usaha kami berdua mengais rejeki layaknya orang lain pada umumnya, dan setelah itu hal aneh itupun kembali menyelimuti dengan diawal cincin yang aku berikan kepada istriku di masa - masa pacaran, paman dari ibunya sebut saja sidukun yang berselimut agama, memanipulasi mertuaku dengan kembali mengatakan bahwa cincin yang ia gunakan dihuni oleh jin, padahal itu kado pemberianku dengan tetes keringat tabunganku yang kubeli sembari menjajahkan dagangan masker wajah dengan teman - teman semasa sekolahku, istriku pun juga membantahnya bahwa cincin itu pemberianku, aku tidak terlalu menghiraukan perkataan mertuaku itu dengan mimik wajah tertawa dan menganggap itu hanyala gurauan candaan, dan beberapa hari kemudian teror itu kembali terjadi mengganggu konsentrasi kerjaku dalam berusaha akhirnya akupun tersadar ini sudah terlewat batas dengan hening dan diam aku merahasiakan ini diawal perkawinan, karena saat itu istriku memberiku kabar baik bahwa ia mengandung anak pertama kami yang kami dambakan bersama setelah kabar itu di fase istri ku menginjak usia kandungan 2 bulan teror itu semakin menjadi - jadi dan itupun hanya aku yang benar - benar menyadari bahwa ini adalah teror psikologi, aku lalu mencari orang yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan ini di dalam diam bahkan, ini sudah berdampak pada tingkat psikologis istri karena sedang mengandung aku mengeluhkan sesuatu yang terjadi saat itu, lalu ia menangis karena tidak mengerti apa yang ia harus lakukan akupun merasa kasihan karena aku tidak ingin dia stres dan berpengaruh dengan kandungannya, aku terus mencari cara, tetapi akses yang aku dapat dan edukasi sangat minim didesaku, lalu untuk beberapa waktu istriku ingin tidur dirumah orang tuanya, aku mengikuti keinginannya berpikir kalau hubungan kami sudah pulih dan berlangsung baik layaknya keluarga dan orangtua baru, entah apa yang mereka lakukan aku merasakan hal - hal yang cukup tidak enak dulu aku minum suplement olahraga susu kebugaran untuk bungkus pertama aman saja, tetapi untuk bungkus kedua itu seperti ada kontaminasi sesuatu tetapi aku tidak menghiraukan, sebelumnya dan setiap aku membuka toko usaha kami ada bau - bau tak sedap seperti bau oli sepanjang hari, dan fitnah demi fitnah terus dilontarkan bersamaan dengan bau - bau yang sungguh tak berhati nurani, istrikupun bingung menghadapi kondisiku saat itu, karena aku belum memahami jika hal tersebut adalah efek mabuk dari seseorang yang melakukan teror tersebut, disaat sedang mengandung istriku merasa bersalah dan bersedih, seharusnya aku sadar dari awal bahwa itu adalah gashlighting, karena pada saat itu aku benar - benar sangat lengah kukira aku sudah diterima dan dianggap keluarga ternyata semuanya sebaliknya ternyata ini bukanlah restu tetapi rasa benci didalam diam karena mertuaku benar - benar mempercayai semua hal jahat yang adiknya dukun tersebut katakan.